Mengenal Kayu Sonokeling, Kualitasnya Setara Kayu Jati

Mengenal Kayu Sonokeling, Kualitasnya Setara Kayu Jati. Selain kayu jati, yang namanya sudah terkenal di mancanegara, terdapat beberapa jenis kayu lain yang tidak kalah bagus yang dihasilkan oleh hutan Indonesia.

Salah satunya adalah sonokeling, yang di Jawa kayu ini dikenal sebagai sonobrit dan sonosungu, atau kayu hitam.

Dalam perdagangan internasional, kayu ini memiliki nama lain, seperti Indian rosewood, Bombay blackwood atau Java palisander (Inggris), palisandre de I’Inde (Prancis).

Apa keunggulan kayu sonokeling dibanding kayu lain sehingga dikatakan setara kayu jati?

 

 

1. Serat kayu indah

Kederadaan kayu sonokeling memang tidak sepopuler jati. Namun, bukan berarti kualitasnya kalah kelas dengan jati. Keungguian utamanya tertetak pada serat dan tesktur kayunya.

Serat dan tekstur kayu sonokeing tergolong indah dan bernilai dekoratif. Tekstur kayunya cukup halus dengan arah serat lurus dan kadang kala berombak.

2. Warna unik

Keindahan kayu sonokeling juga didukung oleh warnanya yang unik. Bagian tengah kayu (kayu teras) ini berwarna cokelat ungu tua dengan garis-garis berwarna lebih tua sampai hitam.

Coraknya yang unik inilah yang menjadikan kayu sonokeling banyak digemari pembuat furnitur maupun handicraft berkelas tinggi. Furnitur yang dibuat menggunakan kayu ini terihat mewah dan menarik.

 

 

3. Tak mudah lapuk

Kayu sonokeling juga tergolong ke dalam kayu keras dengan bobot sedang hingga berat.

Sebagai kayu keras berarti kayu ini memiliki pori-pori yang rapat sehingga tidak mudah lapuk atau tidak selunak kayu randu atau kayu kapuk dan sejenisnya.

Berat jenisnya 0,77—0,86 pada kadar air sekitar 15%.

Meski tergolong kayu keras, kayu sonokeling cukup mudah untuk diproses, seperti dipotong, digergaji, diukir, dan diampelas.

Karakter ini menjadikan kayu sonokeling banyak digunakan sebagai bahan baku produk olahan kayu dnegan kualitas bagus.

 

 

4. Tahan serangan rayap

Tidak hanya itu, kayu sonokeling termasuk kayu awet. Berdasarkan kliasifikasi keawetannya, kayu ini berada dalam satu kelas dengan kayu jati, yaitu kelas awet I (sangat awet).

Ini menunjukkan kayu sonokeling memiliki ketahanan yang cukup tinggi terhadap serangan jamur, rayap, bubuk, atau serangga perusak kayu jainnya, meskipun tanpa diberi bahan pengawet kayu terlebih dahulu.

Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif (semacam getah) yang dihasilkan oleh kayu itu sendiri, yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu, seperti rayap.

Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat bagian tepi atau pinggir kayu (sering disebut kayu gubal) berubah menjadi kayu teras (inti kayu). Karakter ini sangat ideal untuk pembuatan furnitur.

Congo Salid Wood

all author posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are makes.

Enter Captcha Here : *

Reload Image